visualisasi sains lewat film #interstellar

Setiap nonton film bagus, saya selalu tergoda untuk nulis opini saya di blog. Film terakhir yang saya tonton dan layak untuk didiskusikan adalah interstellar, saya nonton seminggu yang lalu, tapi baru sempet saya bikin blognya sekarang.

Tanpa berusaha untuk jadi spoiler, film ini layak untuk didiskusikan. Topik film tentang perjalanan ruang angkasa yang sebenarnya sudah banyak dijadikan tema oleh film film seperti a space odyssey, prometheus, avatar, gravity, star trek, dll dalam konteks masing masing menggambarkan bahwa “space is unknown/mysterious teritory, dangerous, surprising, exploration, hybernate sleep, etc”.  Yang membedakan interstellar dengan lainnya adalah film ini dibuat berdasarkan riset terkini dari astro fisikawan kuantum Kip Thorne

Black hole atau worm hole adalah analisa teoritis ahli fisika yang didukung oleh bukti bukti nyata fenomenanya, tapi tidak ada seorangpun atau satu satelit / robot yang pernah melihat langsung. Akibatnya kita tidak bisa membayangkan seperti apa bentuk (luar dan dalam) black hole tersebut. Film ini menyajikan visualisasi fenomena tersebut dengan sangat baik.

Beberapa adegan berasa tidak logis, tapi tidak perlu saya sebutkan satu persatu (biar gak spoiler), tapi saya paham bahwa membuat film tentang dimensi ruang dan waktu dalam bentuk yang mudah dicerna pemirsa itu tidak mudah. Bahkan sepanjang film saya masih mengernyitkan dahi karena kurang memahami beberapa teori. Saran saya baca baca dikit deh tentang fisika kuantum dan kosmologi sebelum pergi ke bioskop.

Film ini adalah yang memaksa kita berpikir dan memaksa kita memahami ilmu pengetahuan. Saya bisa katakan, bahwa Kip Thorne berhasil mempublikasikan karya ilmiahnya melalui media film ke khalayak ramai. Konsumsi perkembangan ilmu pengetahuan tidak hanya eksklusif didominasi oleh para saintis

MV5BMjIxNTU4MzY4MF5BMl5BanBnXkFtZTgwMzM4ODI3MjE@._V1_SX640_SY720_

Melihat Visualisasi Jejaring Sosial Pribadi di Facebook

Seperti saya sudah tulis di blog entry saya sebelumnya mengenai jejaring sosial ego network, maka kali ini saya melakukan eksperimen kecil untuk memvisualisasikan jejaring sosial facebook saya dan insight dan pattern apa yang bisa saya ambil dari jejaring sosial saya. Sedikit profile facebook saya: Saya mempunyai 4775 teman di facebook. Teman teman di jejaring facebook saya bermacam macam mulai teman sekolah, teman kuliah, keluarga, teman perkumpulan fotografi, teman kerja di kantor pertama sampai teman kerja di kantor sekarang. Dari semua teman yang ada, saya tidak bisa membayangkan berapa besar proporsi mereka dan bagaimana hubungan antar mereka dalam jejaring sosial saya.

Setelah mendapatkan visualisai graf dengan menggunakan algoritma visualisasi graf dari gephi, saya mengukur jaringan yang saya peroleh menggunakan metode Social Network Analysis. Dari pengukuran yang saya peroleh, ternyata terdapat 3 kelompok besar yang terpisah jauh di dalam network saya, yaitu kelompok pertemanan fotografi, kelompok pertemanan di kampus unikom dan kelompok pertemenan alumni ITB. Karena dari 3 kelompok ini persinggungannya sedikit maka lokasi ketiganya berjauhan. Saya juga memperoleh kelompok pertemanan fotografi yang menjadi komponen terbesar dan mendominasi jejaring sosial saya. Saya juga menemukan 50,08 persen teman saya adalah laki laki dan 48,74 persen wanita, dan sekitar 2 persen tidak diketahui jenis kelaminnya. Berikut ini adalah visualisasi network saya tersebut

modularity2 modularity1

kelompok pertemanan, perbedaan warna menunjukkan perbedaan kelompok yang terbentuk secara natural

centralityall

keselurahan jejaring sosial, semakin merah warna node, semakin banyak mutual friend orang tersebut dengan saya

tengahatas

bawahtengah bawah atas

zoom berbagai bagian dari network

jeniskelamin

biru tua adalah teman laki laki dan ungu adalah teman perempuan

gambar lengkap bisa di download di link berikut ini :

gambar keseluruhan pertemanan

gambar pengelompokan pertemanan