Lagi lagi Polemik Publikasi di Indonesia. MDPI Frontiers Hindawi

beberapa saat yang lalu, saya denger kasak kusuk melalui temen temen dosen kalo publikasi mdpi, frontiers, dan hindawi dicurigai predator. saya langsung kesel, karena ga ada info dan argumen apa apa tapi tiba tiba mau dilabelin begitu.

saya ada 5 paper di jurnal jurnal mdpi Q1 dan Q2, 2 paper saya juga pernah ditolak di mdpi. untuk frontiers saya pernah kirim 2 paper dan semuanya ditolak. jadi ga masuk logika kalo dua publisher itu dianggap predator.

saat milih jurnal kriteria saya ada 3; kualitas, biaya, dan kecepatan review/publikasi. mdpi dibandingkan elsevier, emerald, springer, taylor francis unggul dalam hal kecepatan, dan dengan biaya yang relatif sama atau bahkan lebih murah (tergantung jurnalnya), makanya dari pengalaman bagus ini, saya prefer publikasi di mdpi dibanding publisher yang lebih terkenal lainnya. sekaligus mendukung jurnal alternatif, biar jurnal jurnal besar ga memonopoli.

suatu hari tiba tiba di wa grup peneliti kampus berseliweran foto ppt dari rapat internal BRIN yang menguatkan kasak kusuk diatas. wah keselnya makin menjadi. saya post di twitter biar menjadi bahan diskursus, apakah rekan rekan peneliti banyak sepemikiran dengan saya?. di twitter ini emang banyak akademisinya. ternyata responnya luar biasa banyak

semoga tidak jadi di ketok palu keputusannya. karena toh banyak yang keberatan dengan label publisher yang layak dihindari.

https://twitter.com/andrybrew/status/1618581984024096768?s=61&t=-HygRH1YmdW0jSKaM_SU8g

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.