Mobil Cina Bernama Wuling Almaz

Berkomuter di kota besar seperti Bandung bukan merupakan hal yang nyaman dan efisien, apalagi jika kita tinggalnya di area Bandung coret. Kami sekeluarga berempat setiap hari mempunyai aktivitas di kota Bandung, sementara lokasi tinggal kami adalah sekitar 25-30 km di luar kota bandung, dimana jarak ini harus melewati jalan tol. Bisa dibayangkan bahwa kendaraan pribadi saat ini merupakan opsi terbaik dari semua pilihan yang ada, seperti naik bis, naik angkot, naik gojek, maupun naik grab. Apalagi lokasi sekolah anak anak, kantor saya, dan kantor istri berbeda semuanya. Kadang saya iri dengan rekan yang bisa bike to work ke kantor, jangankan naik sepeda, saya naik motor ke kantor (tidak melalui tol) itu membutuhkan waktu hampir 2 jam, jadi tidak efektif untuk mendukung pekerjaan. Kesimpulannya kebutuhan mobil bagi keluarga kami adalah keharusan.

Entry blog ini merupakan lanjutan dari entry blog otomotif saya di tahun 2014 tentang review Suzuki Splash 2014, dan tahun 2016 tentang review Kia Sportage 2013. Tahun ini Splash sudah berusia 5 tahun, dengan odometer mencapai 95rb km, sedangkan sedangkan Sportage sudah berumur 6 tahun, dengan odometer 82rb km. Kami merasa perlu melakukan penyegaran, karena dengan jarak tempuh yang tinggi, kaki kaki dan goncangan mobil berasa tidak senyaman dahulu. Yang utama perlu diremajakan adalah Splash, sedangkan Sportage masih cukup enak untuk mobil seusianya, mungkin 2-3 tahun lagi kami akan remajakan juga. 

Waktu itu pilihan pertama pengganti splash adalah Nissan Livina. Kami pilih Livina, karena terkenal empuk dan nyaman, walaupun tenaga pas pasan. Tapi kami tidak mau membeli mobil baru, karena rasanya sayang beli mobil baru, padahal Livina bekas lumayan banyak dengan harga yang relatif terjangkau. Saat hunting kami tidak tahu kalo Livina bakal keluar versi baru. Mencari Livina bekas yang bagus ternyata tidak mudah. Saya beberapa kali test drive, sering kali yang saya temukan bahwa pemilik Livina tidak merawat mobilnya di bengkel resmi dengan alasan beres mahal dan banyaknya bengkel alternatif di sekitar Bandung. Dari sini saya mulai ragu … tapi masih terus hunting Livina.

Suatu saat beberapa bulan kemudian (tepatnya akhir Januari 2019), masuk pesan WA dari sales Wuling (merk mobil cina), yang mengabarkan bakal ada SUV baru dari Wuling. Saya kenal sales ini karena saya pernah lihat pameran mobil MPV Wuling Cortez di suatu mall. Berbekal kepuasan saya akan mobil SUV semacam Sportage, maka saya bilang sales tersebut untuk mengabari jika sudah ada unit test drive Wuling SUV itu, yang ternyata bernama Almaz.

Saat tulisan ini dibuat pilihan SUV setara Sportage, dalam konteks value for money tidak ada yang cocok. Produk produk Honda (CRV dan HRV) saya coret, karena selain harganya mahal, dan berbekal pernah punya jazz dan freed, menurut saya Honda itu mahal dalam segala hal (servis, spare parts dll), dengan kata lain overprice. Produk Toyota (Fortuner dan Rush), sama sekali tidak meningkatkan gairah saya untuk beli mobil tersebut. Produk Chevrolet (Captiva dan Trax), saya agak suka, tapi ga rela untuk beli. Produk Mazda (CX5) saya suka banget, tapi harganya terlalu mahal, bahkan harga bekasnyapun masih luar biasa mahalnya.

Akhirnya hari yang ditunggu untuk testdrive Almaz pun datang. Saya sengaja ajak anak anak. Saya perhatikan ekspresi mereka. Tidak ada excitement saat test Livina atau beberapa mobil lainnya, tapi saat test Almaz langsung beda banget ekspresinya. Ya jelas beda karena Almaz pake head unit macam tablet ipad, terus ditambah panoramic roof, terus ditambah sound system infinity yang luar biasa jernih. Diluar itu space akomodasi Almaz  yang membuat saya langsung suka karena sangat lega, dan killer factornya adalah mesin Turbonya. Saya suka dengan tarikan mesin Turbo Almaz. Ini seperti kembaran Sportage saya tapi dengan mesin lebih kecil dan Turbo, jadi harusnya lebih irit, atau paling tidak menyamai Sportage, jadi saya tidak masalah dengan konsumsi BBM. Masih banyak sebenernya fitur fitur lain, tapi menurut saya yang lain lainnya itu nice to have lah. Killer factorsnya sudah saya sebutkan diatas.

Saya langsung pesen, padahal harga mobilnya belum ada …

Nunggu dua minggu setelah pemesanan baru harga resmi keluar, dan untungnya harganya masih terjangkau, jauh dibawah CRV, CX5, dan bahkan sama dengan mobil yang fiturnya dibawahnya (HRV, Trax). 

Sempet galau pemilihan warna, apakah pilih abu atau hitam, akhirnya saya pilih warna hitam, karena saya lihat warna item Almaz sangat keren, dan saya belum pernah punya mobil warna item. Akhirnya mobil dikirim awal Maret 2019.

Akang sales Wuling cerita kalau saya adalah pemakai Almaz nomer dua di Bandung. WOW, jadi inget dulu punya Yamaha NMax termasuk dalam pembeli pembeli awal juga.

Setelah seminggu dipake, kesan Almaz dibandingkan dengan Sportage ada 2, yaitu:  1). mesin biasa aja, 2). fitur luar biasa. Untuk nilai minusnya, mesin menurut saya biasa aja karena tenaganya ngepas untuk bermanuver di jalan tol dengan nyaman, serta adanya turbo lag namun dengan cerdik ditutupi oleh transmisi CVT yang halus. Kalau saya pake sportage dengan tenaga lebih besar  rasanya masih banyak tenaga tersimpan untuk bermanuver. FYI Sportage 166hp sedangkan Almaz hanya 140hp. Alangkah nikmatnya kalo misalkan tenaga Almaz ini dilebihkan sedikit, supaya juga sesuai dengan tampangnya yang macho. Selain itu transmisi manualnya tidak seresponsif di sportage. Untuk nilai plusnya menurut urutan prioritas saya adalah 1). panoramic roof, 2). head unit, 3). kelegaan kabin yang luar biasa, 4). sound sistem jempolan. 5). kamera 360.

Review pemakaian seminggu ini mungkin belum terlalu akurat, nanti saya akan update lagi kalo ada pengalaman pengalaman baru. Secara keseluruhan, menimbang nilai plus dan minusnya, menurut saya Almaz sangat sangat worth to have. Saat saya beli Almaz tidak ada mobil sekelasnya yang mempunyai value for money lebih baik dari Almaz. Ada sih merk DFSK, tapi kok ga minat ya .. Oh ya konsumsi BBM mungkin belum optimal, saat ini saya memperoleh nilai 1:10 – 1:13 … lumayan irit 🙂

 

IMG 20190312 194159

  

Review Kia Sportage Indonesia

Saya mencoba membuat variasi blog entry yang lain dari biasanya, yaitu mengenai topik otomotif. Sering sekali kita kesulitan mencari review otomotif di Indonesia dari kacamata pengguna. Biasanya review dibuat oleh majalah otomotif (profesional tester), yang netralitasnya saya ragukan, atau review dari pabrikan kendaraan itu sendiri (pesan sponsor). Hal ini terjadi pada saat saya mencari informasi mengenai Kia Sportage ini, sulit sekali mencari reviewnya dari pengguna di Indonesia. Kebanyakan review yang saya peroleh adalah dari Forum Kaskus, tapi jarang yang berisi pengalaman yang mendalam. Atas dasar itu maka saya berusaha menulis review (dari kacamata pengguna) di Blog ini. Sebelumnya saya pernah melakukan review otomotif yaitu mengenai mobil Suzuki Splash dan motor  Yamaha Nmax

Oke mari sekarang langsung ke inti cerita. Salah satu kendaraan kami sekeluarga yaitu Honda Freed 2011, yang kami beli dari baru, odometernya sudah mencapai lebih dari 100ribu km. Selama 5 tahun Freed sudah menemani aktivitas  keluarga kami sehari hari dari rumah kami yang lokasinya di ujung bandung ke kantor atau ke sekolah anak anak atau pergi berlibur. Tidak heran jika odometernya sudah luar biasa besar. Sebagai pengganti, saya ingin mencari mobil dengan cc lebih besar dari Freed, secara mobil kami satunya (Splash) cc nya cuma 1200. Maka pilihannya adalah 1500cc keatas. 

Kia Sportage (model All New / Generasi ke 3) adalah mobil 5-seater incaran saya yang pertama, karena saya sangat suka sekali modelnya dari sejak pertama kali keluar tahun 2011. Lebih menarik lagi harga bekasnya sekarang tidak terlalu mahal, dibandingkan harga barunya yang mencapai harga 300-400an juta lebih. Maka mulailah saya hunting Kia Sportage bekas. Setelah beberapa minggu hunting, akhirnya saya mendapatkan Sportage abu abu metalik tahun 2013 dengan kondisi mulus dan odometer cuma 30ribu km dengan harga yang relatif murah #happy, kalau saya tidak salah ini adalah mobil SUV 2000cc bekas termurah dibandingkan mobil sekelasnya yang lain.

Nah sekarang tentang performancenya, karena terbiasa menggunakan mobil matic 1500cc kebawah, maka upgrade ke 2000cc berarti meningkatkan kenyamanan. Kecepatan diatas 120km  diperoleh dengan cepat dan dengan usaha mesin yang minimal, demikian juga dengan jalur tanjakan seperti jalan tol cipularang Jakarta-Bandung dilewati nyaman, biasanya freed di tanjakan ini mesinnya suka meraung :D. Suspensinya pun meskipun tidak terlalu empuk, tapi mampu menahan redaman pada saat mobil melewati jalan berlobang ataupun polisi tidur dengan kecepatan yang cukup tinggi. Dan yang paling penting adalah konsumsi BBMnya, dengan menggunakan RON92 sama dengan Honda Freed kami dulu, sekitar 1:8-1:10 dalam kota dan !:11-1:15 jalan tol. Oh yah saya suka suspensi Sportage yang agak keras, karena mobil bisa tetap stabil pada belokan dengan kecepatan yang agak tinggi.

Sportage yang saya peroleh adalah tipe LX, ini bukan merupakan kelas tertinggi, yang berarti tidak ada sunroof, tidak ada spion lipat otomatis, tidak ada electronic reclining seat, tidak ada lampu DRL. Tapi saya  memang tidak terlalu peduli dengan fitur seperti diatas, yang penting adalah performa mesin yang handal dan interior yang nyaman. Jok bawaan dilapis kulit, sehingga menambah kenyamanan penumpang.

Satu satunya upgrade yang saya lakukan adalah menambah active subwoofer untuk meingkatkan performa audionya, selain itu bawaan pabriknya mobil ini sudah tidak perlu diberikan tambahan apa apa. Ada dua pilihan velg Sportage, yaitu velg 17 dengan ban yang lebih tebal, dan velg 18 dengan ban yang lebih tipis. Seri kami adalah velg 17 dengan ban yang lebih tebal, yang artinya kenyamanan lebih terasa daripada velg 18 dengan ban lebih tipis.

Interior mobil terbilang sederhana dan seperlunya, sehingga memudahkan kami untuk memahami semua kontrol yang ada. Ruang penumpang dan ruang bagasi cukup besar. Lighter atau DC power outlet pun melimpah, paling tidak ada 3 DC power outlet. 

Demikian review singkat Kia Sportage 2013. Silahkan kalo ada komentar / pertanyaan. Oh ya saat ini (2016) Sportage sudah mengeluarkan generasi ke 4, dengan model yang jauh berbeda, lebih agresif, dan lebih futuristik. Rencananya Kia Motor Indonesia akan menjualnya di Indonesia awal tahun depan (2017)

 

IMG 9873