Gerakan #IndonesiaTanpaFPI sedang marak di situs sosial media Twitter dan Facebook, dipicu oleh peristiwa penolakan masyarakat provinsi kalimantan tengah atas dibentuknya perwakilan kantor FPI di provinsi tersebut. Saya adalah orang awam yang tidak terlalu mengerti politik dan saya tidak selalu mengikuti perkembangan berita dengan detail, tapi saya selalu ingat dengan sepak terjang ormas ormas FPI dan sejenisnya beberapa tahun terakhir yang bertindak di luar jalur hukum (above the law) mulai dari pengrebekan, razia dan kekersan lainnya, yang seharusnya dilakukan oleh aparat hukum kita. Detail sejarah kekerasan FPI bisa dilihat di Blog ini. Sikap masyarakat kalimantan tengah saya rasa wajar sebagai bentuk akumulasi kekesalan masyarakat indonesia atas sepak terjang ormas yang lebih mirip seperti mafia, dan parahnya bertameng agama, moralitas dan menjudge semua yang berseberangan dengan mereka adalah anti islam.
Akar sebenernya adalah lemahnya pemerintah kita dalam bersikap terhadap ormas ini, apalagi kepolisian yang cenderung permisif dengan tindakan mereka, seakan akan polisi butuh ormas ini, politik yang susah dimengerti untuk orang awam seperti saya, akan tetapi logisnya adalah dengan adanya ormas tersebut, polisi tidak perlu turun tangan langsung dalam berbagai aktifitas yang berhubungan dengan ketertiban masyarakat (terutama yang berhubungan dengan moral dan keagamaan), memperpanjang rantai aktor sehingga jika ada sesuatu yang salah polisi bisa menghindar dari tanggung jawab langsung. Saya tidak bisa membuktikan hal ini tapi ini hanyalah logika yang paling sederhana yang saya tangkap, bisa jadi konspirasi yang lebih dahsyat dan kejam yang mungkin ada, but i dont know .. kalau tidak ada konspirasi tertentu, kenapa susah sekali melakukan tindakan terhadap ormas ini, padahal gampang dari hal yang kecil kecil seperti demo mereka pake motor tanpa menggunakan helm, tangkap aja itu Pak ..!.
Yang terakhir adalah sikap ormas ini yang arogan dalam berbagai peristiwa, selalu mengutamakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah, membuat saya meradang. Tadi pagi saya membaca berita ini ar Rahman semoga masyarakat kita cukup cerdas dan pintar untuk tidak terprovokasi dengan berita kampungan dan menyebar kebencian seperti diatas. Itu adalah demo tanpa kekerasan, tapi respon yang diterima adalah terror dan kekerasan yang sama sekali tidak intelektual. Kalo pendidikan masyarakat kita sudah baik saya rasa hasutan seperti artikel diatas tidak akan berarti apa apa.
Mohon maaf jika tulisan tidak akurat, ini adalah tulisan orang awam yang mencoba mengerti apa yang terjadi di Indonesia, at least saya tidak ignorant dan selalu mencari kebeneran. Semoga Indonesia semakin damai ..