Salah satu moment saya dalam menikmati hidup “joie de vivre” adalah naik motor bersama rekan rekan ke satu tujuan tertentu. Jadwal yang biasa kita pilih adalah minggu pagi, dengan alasan minggu pagi adalah moment dimana jalanan paling sepi dibandingkan dengan hari hari yang lain. Bersama sama dengan komunitas #BNC (Komunitas Nmax Bandung), kami sudah beberapa kali melakukan sunday morning ride, contohnya salah satunya adalah jalan jalan, jepret jepret dan jajan jajan ke Sate Maranggi Cibungur Purwakarta. Minggu, 13 September 2015, kami dari #BNC melakukan morning ride dengan peserta 11 motor dan dengan tujuan waduk Jatigede, Sumedang melalui Malangbong-Wado.
Para peserta morning ride kali didominasi oleh wajah wajah baru #BNC, hanya saya dan kang hardi yang merupakan member lama dan beberapa kali sudah riding bersama. Karena banyaknya member baru, bahkan diantaranya berboncengan suami istri, maka kami putuskan untuk menjalankan motor dengan santai, sehingga kami jalan hanya dengan kecepatan di sekitar 50-60km perjam, itupun beberapa kali ada beberapa peserta yang tertinggal di belakang. Dari keseluruhan peserta, tidak ada satupun dari kami yang pernah mengunjungi waduk Jatigede, jadi wajar sepanjang perjalanan kami harus sering sering bertanya ke penduduk mengenai lokasi waduk tersebut. Oh ya, dalam perjalanan pergi, kami sempat beristirahat di sebuah warung di Wado, yang lokasinya berada di persimpangan sungai .. lokasi yang keren ..
Pada jarak 4 km sebelum mencapai waduk, kami dihadapkan dengan jalan berbatu (setengah offroad), pengendalian nmax pun berasa makin sulit karena karakter nmax harusnya bukan untuk jalan berbatu. Setelah berhasil berjuang susah payah menembus jalan berbatu, kami dihadapkan lagi dengan perjalanan menembus hutan dengan jalan setepak yang diselimuti oleh pasir tebal. Kondisi ini tidak kalah merepotkannya dibandingkan jalan berbatu, karena beberapa kali motor kami mengalami selip di jalanan berpasir tersebut.
Lokasi tujuan kami ternyata berada diatas ketinggian bukit, sehingga sulit untuk mencapai air danau yang kelihatan jauh dibawah, dan terpaksa kamipun hanya bisa memandangi waduk Jatigede dari kejauhan. Lokasi tujuan yang sangat panas, gersang dan tidak adanya pepohonan memaksa kami untuk tidak lama lama berada disana. Kamipun segera kembali menuju ke kota Sumedang untuk selanjutnya kembali ke Bandung melalui Cadas Pangeran dan Jatinangor.
Total jarak yang saya tempuh dari Padalarang-Jatigede-Padalarang adalah 210 km. Kita start dari Batununggal jam 7 pagi dan saya sampai kembali ke rumah jam 4 sore. Perjalanan berlangsung lebih lama dari seharusnya karena kami benar benar santai dan sempet beristirahat di Cileunyi untuk mencuci motor akibat debu hutan pasir di Jatigede. Kesan saya, walaupun tempat yang kami kunjungi tidak begitu bagus, tapi pengalaman yang kami dapatkan sangat bagus, mulai jalan almost offroad sehingga melatih shockbreaker motor bisa menjadi lebih empuk, dan ternyata filter udara ferrox gak bermasalah dipakai di jalanan yang berdebu tebal.
Berikut ini foto foto dan videonya.
rute dari padalarang – jatigede – padalarang sepanjang 210 km
wefie di jembatan di Wado
foto di persimpangan sungai dekat dengan warung tempat istirahat pertama di wado
foto di persimpangan sungai dekat dengan warung tempat istirahat pertama di wado
Jalan berbatu sepanjang 4km sebelum waduk Jatigede
Jalan berbatu sepanjang 4km sebelum waduk Jatigede
berfoto ditengah hutan pasir sesudah melewati jalan berbatu
pasir tebal
sampai lokasi waduk Jatigede, tapi danau kelihatan jauh di bawah
berfoto sebelum menuju sumedang
selfie 😉
Video video
Lanjutkan kang mantap… Bnc
LikeLike
sipp
LikeLike
Enjoy the ride keep safety riding anywhere for all
LikeLike
thanks kang fajar 😉
LikeLike